Kamis, 22 Desember 2011


TUGAS
PENDIDIKAN MATEMATIKA 1

SEJARAH SISTEM NUMERASI

 
















MUSTIKA PANCAWATI HANDAYANI

FKIP PGSD 1-J


Sistem numersi ini meupakan salah satu pelopor dari sistem penjumlahan yang tercatat dalam sejarah yaitu 3000 SM (Glenn, John and Litter, Graham dalam A Dictionary of mathematics, 1984, p.58). tulisan pada jaman mesir ( 650 SM) ditulis pada papyrus (dari kata papu, yaitu semacam tanaman) atau pada perkamen (kulit kambing).Sekitar 3400 tahun SM bangsaMesir tahu menulis Hierogliphics(hieroglif). Berkembang dari ijir dikelompokkan menjadi sepuluh nomor dengan dasar dari sepuluh.
            Ciri – ciri sistem numerasi mesir kuno :
-          Bersifat aditif, dimana nilai suatu bilangan merupakan hasil penjumlahan nilai-nilai lambang-lambangnya.
-          Bersifat pengelompokan karena setiap lambang | digantu satu lambang  dan setiap sepuluh lambang  diganti dengan satu lambang dan seterusnya.

Contoh gambar lambang :
http://t1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSX6Xwz127Ruel-aceQLh4xpJFNH1tx8RmXxfz-g8dO1Bvr2z2KHkWNmxdq

SISTEM NUMERASI BABYLONIA (±2000 SM)
Pertama kali orang yang mengenal bilangan 0 (nol) adalah Babylonian. Matematika Babilonia merujuk  pada  seluruh  matematika  yang dikembangkan oleh bangsa Mesopotamia (kini Iraq) sejak permulaaSumeria hingga  permulaan peradaban  helenistik Dinamai  "Matematika  Babilonia" karena  peran  utama  kawasan Babilonia sebagai tempat  untuk  belajar.  Pada zaman  peradaban  helenistik,  Matematika  Babilonia  berpadu  dengan Matematika  Yunani  dan  Mesir  untuk  membangkitkan Matematika  Yunani. Kemudian  di  bawah Kekhalifahan  Islam Mesopotamia, terkhusus Baghdad sekali lagi menjadi pusatpenting pengkajian Matematika Islam.Bertentangan dengan langkanya sumber  pada MatematikaMesir, pengetahuan Matematika Babilonia diturunkan dari lebih  daripada  400 lempengan  tanah  liat  yang  digali  sejak  1850an.  Lempengan  ditulis  dalam tulisan paku ketika tanah liat masih basah, dan dibakar di dalam tungku atau dijemur  di  bawah  terik  matahari.  Beberapa  di  antaranya  adalah  karya rumahan. Bukti  terdini  matematika  tertulis  adalah  karya bangsa  Sumeriayang membangun  peradaban  kuno  di  Mesopotamia.  Mereka  mengembangkan sistem  rumit metrologi sejak  tahun  3000  SM.  Dari  kira-kira  2500  SM  ke muka, bangsa Sumeria menuliskan tabel perkalian pada lempengan tanah liat dan berurusan dengan latihan-latihan geometri dan soal-soal pembagian. Jejak terdini sistem bilangan Babilonia juga merujuk pada periode ini.  Sebagian besar lempengan tanah liat yang sudah diketahui berasal dari tahun  1800  sampai  1600  SM,  dan  meliputi  topik-topik  pecahan,  aljabar, persamaan  kuadrat  dan  kubik,  dan  perhitungan  bilangan  regular,  invers perkalian,  dan  bilangan  prima  kembar.  Lempengan  itu  juga  meliputi  tabel perkalian dan metode penyelesaian persamaan linear dapersamaan kuadrat Lempengan  Babilonia 7289 SM memberikan hampiran bagi  √2  yang  akurat sampai lima tempat desimal. Matematika  Babilonia  ditulis  menggunakan sistem  bilangan seksagesimal (basis 60). Dari sinilah diturunkannya penggunaan bilangan 60 detik untuk semenit, 60 menit untuk satu jam, dan 360 (60 x 6) derajat untuk satu  putaran lingkaran juga  penggunaan  detik  dan  menit  pada  busur lingkaran  yang  melambangkan  pecahan  derajat.  Juga,  tidak  seperti  orang Mesir,  Yunani,  dan  Romawi,  orang  Babilonia  memiliki  sistem  nilai-tempat yang  sejati,  di  mana  angka-angka  yang  dituliskan  di  lajur  lebih  kiri menyatakan nilai yang lebih besar, seperti di dalam sistem desimal

SISTEM NUMERASI YUNANI KUNO (±600 SM)
Ada 2 macam:
·                     S.N. Yunani kuno attic
Bangsa yunani telah mengenal huruf dan angka pada tahun 600 SM yang ditandai dengan tulisan-tulisan bangsa yunani pada kulit kayu atau logam sehingga bentuk tulisannya pun terlihat kaku dan kuat. Bersifat aditif, Dilambangkan sederhana, dimana angka satu sampai empat dilambangkan dengan lambang tongkat, misal: 2→ ll
Contoh gambar :

http://www.gap-system.org/~history/Diagrams/greek_numbers_2.gifhttp://www.gap-system.org/~history/Diagrams/greek_numbers_3.gif


·                     S.N. Yunani kuno alfabetik
Digunakan setelah S.N. Yunani kuno attic, Sekitar 450 tahun SM, Bangsa Ionia dari Yunani telah mengembangkan suatu sistem angka, yaitu Alphabet Yunani yang terdiri dari 27 huruf. 



Contoh gambar :

http://t3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcRewc5jVcmII0zuH4iAm8diiQHruPY8Q0X2nMiJ8Sc0Q92PeGZA6NUap7-9bA




1. Penemu penulisan bilangan ini adalah Francisco De Cordoba (1957)di Mexico
2. Lambangnya berupa garis dan titik
3. Telah ada lambang nol
4.Penulisannya dari atas ke bawah dan dari pangkat tertinggi kepangkat terendah (yang ditulis hanya koefisiennya saja).
5. Berbasis 20 dan ditulis secara tegak. Suku bangsa Maya sudah mengenal bilangan tak hingga.

Contoh gambar :


http://www.basic-mathematics.com/images/Mayan-num.gif


SISTEM NUMERASI CINA (±200 SM)
bangsa cina menuliskan angka angkanya menggunakan alat tulis yang dinamakan pit imana bentuknya menyerupai kuas. Tulisannya berbentuk gambar atu piktografi yang mempunyai nilai seni tinggi. Bentuk tulisan angka bangsa cina sudah ada sejak tahun 200 SM. Mengunakan sifat aditif dan pengelompokan.





Contoh gambar :
http://thescramble.com/healthymenuplanning/wp-content/uploads/math-picture.jpg



SISTEM NUMERASI JEPANG-CINA (±200 SM)
Cina dan Jepang juga memiliki kontribusi yang unik dalam menyimbolkan angka. Yaitu pola Ba –Gua (baca: pah-kwah) trigrams dan pola Genji-Koh cukup unik bila dihubungkan dengan matematikan dan elektronik.
4a. Pola Ba-Gua
Pada pola Ba Gua jika semua garis panjang pada trigrams (___) digantikan dengan digit 1 dan garis putus-putus (_ _) digantikan dengan digit 0, maka setiap trigram Ba Gua akan menggambarkan angka-anka biner dari 0 hingga 7, dan setiap bilangan diletakkan di depan dari bilangan komplemen nya(0<>7, 1<>6, 2<>5,3<>4)
Pola Ba-Gu
Pola Bilangan Ba - Gua
Pola Bilangan Ba-Gua
4b. Pola Genji-Koh
Pada pola ini terdapat 5 buah stik merah pada setiap symbol.ke 5 buah stik ini dihubungkan satu dengan yang lain dengan berbagai kemungkinan. Jika semua kemungkinan dicoba, maka akan menampilkan 52 buah symbol seperti gambar di bawah ini.
Cara menggunakannya adalah dengan menuliskan “a”, “b”, “c”, “d” dan “e” dibawah stik merah padsa setiap pola Genji Koh. Stik yang terhubung dengan stik lain melambangkan “konjungsi” (AND/ •) dan stik merah yang tidak terhubung melambangkan “disjungsi” (OR/+). Misal perhatikan pada pola pertama (pojok kiri paling atas). Simbol tersebut merepresentasikan
[("a" AND "d") OR ("b" AND "e") OR "c"]
Pola Genji-Koh
Pola Bilangan Genji Koh
Pola Bilangan Genji Koh








Contoh gambar :
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiUKPpe7z5hyphenhyphenuIRrL_01mVFj_jTnx5QKdkDPO0u4AJCzlvV8FH_4GFPEW85tke1AJfpb7q-sPNS6tg_oeg4uJDHk_9fl7RLOsg3_UtdzNusK3gkuHXgGlb24-Xqpby5OETeQ8t_XFkg2e8/s1600/jepang5.jpg

SISTEM NUMERASI ROMAWI (100 M)


sistem numerasi ini menggunakan sistem aditif. Asas penjumlahan dipakai dari zaman purbakala sampai pertengahan.Pada zaman modern menerapkan asas mengurangi yaitu lambing bilangan dari kelompok lebih rendah ditulis sebelum lambing bilangan kelompok lebih besar dan nilainya mengurangi nilai dari kelompok yang lebih besar. Penulisan lambing ini tidak di perkenankan mengulang lambang yang sama lebih dari 3x secara berturut-turut. Angka Romawi digunakan di Eropa sampai abad ke-15

Kekurangan Sistem berhitung Romawi
1. Tidak ada nol / 0
2. Terlalu lama untuk menyebutkan nomor
3. Terbatas untuk jumlah kecil


Contoh gambar:

http://www.gtcocalcomp.com/erc/interwritebackgrounds/roman_numerals_complete.jpg

SISTEM NUMERASI HINDU-ARAB(20 M)
Berasal dari india sekitar tahun 300 SM dan mengalami banyak perubahan yang dipengaruhi  oleh penggunannya di babilonia dan yunani. Sekitar tahun 750, sistem Ini berkembang di bagdad dengan menggunakan sistem nilai tempat sebagai ciri utamanya.  Bukti sejarah akan hal ini tertulis dalam buku karangan matematisi arab yang bernama Al-Khawarizmi yang berjudul Liber Algorismi de Numero Indorum (spanyol, abad 8). Selama kurang lebih 400 tahun tterjadi pertentangan pendapat antara kelompok Abacist (penganut sistem Romawi) dan kelompok Algorist (penganut Hindu –arab) tentang efisiensi lambang-lambang dan sistem numerasinya. Nampaknya sistem ini lebih efisien, sehingga sekitar tahun 1500 sistem ini banyak digunakan secara umummeskipun tanpa meninggalkan sepenuhnya sistem romawi sampai saat ini.
Ciri- ciri sistem hindu –arab :
-          Hanya menggunakan sepuluh lambang bilangan
-          Bilangan yang lebih dari 9 dituliskan sebagai bentuk suku-suku yang me4rupakan kelipatan dari bilangan perpangkatan dengan 10
-          Menggunakan nilai tempat, artinya lambang yang sama dengan tempat yang berbeda mempunyai nilai yang berbeda. Contohnya pada lambang 12112, angka 1 yang terdepan berarti 1 x 104 = 10000 sedangkan angka 1 pada suku kedua dari belakang berarti 1 x 101 = 10.
-          Menggunakan sistem aditif dalam pennnnngelompokannya.

Contoh gambar lambang :
http://media-2.web.britannica.com/eb-media/60/91960-004-42DF23AB.gif

















Daftar pustaka :
Subarinah, sri. (2006) inovasi pembelajaran matematika sekolah dasar. Jakarta : DEPDIKNAS
A, karim, muchtar. Abdul rahman as’ari , gatot muhsetyo, akbar sutawidjaja (1996) pendidikan matematika 1. Malang : DEPDIKBUD
pgsd2009b.files.wordpress.com/2010/12/kel-1- sistem - numerasi . doc

Tidak ada komentar:

Posting Komentar